Menanam Ari-ari

| 5.7.08

Setiap bayi yang lahir, seperti Chelsea, maka harus dipotong tali pusarnya, atau ari-arinya. Ari-ari atau Plasenta adalah suatu organ dalam rahim pada masa kehamilan yang memberikan nutrisi dan melindungi janin sewaktu dalam kandungan.

Saat bayi dilahirkan, tali pusar (umbilikal) yang menghubungkannya dan plasenta ibunya akan dipotong oleh dokter. Semasa dalam rahim, tali ini menyalurkan oksigen dan makanan dari plasenta ke janin yang berada di dalamnya.

Tapi saat dilahirkan, bayi tidak lagi membutuhkan oksigen dari ibunya, karena ia sudah dapat bernapas sendiri melalui hidung. Karena itulah, tali tersebut harus dipotong meski tidak semuanya. Tali pusar yang melekat di perut bayi, akan disisakan beberapa senti oleh dokter. Sisanya ini akan dibiarkan hingga pelan-pelan menyusut dan mengering, lalu terlepas dengan sendirinya.

Dalam budaya jawa, ada istilah mendhem ari-ari (menanam ari-ari). Kebetulan papa dan mama keturunan jawa tulen, jadi (dipaksa) harus melakukan upacara menanam ari-ari. Tradisi saja sih, yang penting semua rejeki dan amalan harus dikembalikan kepada Allah SWT.

Mendhem ari-ari iku salah sijining upacara kelairan sing umum diselenggara'ake
malah uga ana neng dhaerah-dhaerah (suku-suku) liya. Ari-ari
iku bagian penghubung antara ibu lan bayi wektu bayi esih neng jero rahim.
Upacara Mendhem Ari-ari
Ari-ari atau plasenta disebut juga dengan aruman atau embing-embing atau mbingmbing. Bagi orang Jawa, ada kepercayaan bahwa ari-ari merupakan saudara bayi tersebut oleh karena itu ari-ari dirawat dan dijaga sebaik mungkin, misalnya di tempat penanaman ari-ari tersebut diletakkan lampu sebagai penerangan. Artinya, lampu tersebut merupakan simbol pepadhang bagi bayi. Pemagaran di sekitar tempat penanaman ari-ari dan menutup bagian atas pagar juga dilakukan agar tidak kehujanan dan binatang (seperti katak) tidak masuk ke tempat itu.

Berikut ini adalah urutan upacara menanam ari2 dari Museum TeMBI

Tata Cara/Adat
Ari-ari setelah dicuci bersih dimasukkan ke dalam periuk yang terbuat dari tanah (kendhil). Di beberapa tempat, periuk dari tanah ini dapat diganti dengan tempurung kelapa dan tabonan kelapa.

Sebelumnya kendhil diberi alas daun senthe yang di atasnya diletakkan beberapa barang yang merupakan syarat. Syarat yang dimaksud di beberapa daerah berlainan jenisnya, yaitu:
kembang boreh, lenga wangi, kunir bekas alas untuk memotong usus, welat (pisau yang terbuat dari potongan bambu tipis) yang dipakai untuk memotong usus, garam, jarum, benang, gereh pethek, gantal dua kenyoh, kemiri gepak jendhul, tulisan huruf Jawa (ha na ca ra ka, ...), tulisan huruf Arab, tulisan huruf latin (a, b, c, ...), dan uang sagobang; biji kemiri gepak jendhul, jarum, gereh, beras merah, kunyit, garam, dan kertas tulisan Arab; pensil, buku, kertas tulisan Arab, tulisan Jawa, dan tulisan latin.

Selain itu, bagi bayi perempuan ke dalam kendhil dimasukkan juga empon-empon seperti temu ireng, kunir, dlingo bengle, bawang merah, bawang putih, benang, dan jarum. Bagi bayi laki-laki, dimasukkan juga uang logam Rp 100,00.

Setelah beberapa syarat itu dimasukkan disusul kemudian dengan ari-ari, kendhil ditutup dengan lemper yang masih baru lalu dibungkus dengan kain mori yang juga masih baru.

Pelaku atau orang yang menanam ari-ari haruslah ayah kandung si bayi dengan mengenakan pakaian tradisi lengkap, yaitu: bebedan dan mengenakan blangkon. Kendhil berisi ari-ari digendhong dan dibawanya ke tempat penguburan dengan dipayungi.

Timbunan tanah untuk mengubur ari-ari dipagari dan di atasnya ditaburi kembang setaman (bunga mawar, melati, dan kenanga). Di atasnya dipasang lampu yang dinyalakan setiap malam selama selapan (35 hari). Tempat penguburan ari-ari ini biasanya terletak di samping kanan pintu masuk.

Terdapat beberapa variasi cara merawat ari-ari. Meskipun berbeda cara, variasi-variasi tersebut pada dasarnya mempunyai esensi yang sama, yaitu merawat ari-ari yang dipercaya sebagai saudara kembar si bayi. Selain yang telah tersebut di atas, yaitu dikubur, ari-ari dirawat dengan langsung dilabuh di sungai. Variasi yang lain adalah ari-ari digantung di luar rumah. Bila anak sudah besar, ari-ari itu dilabuh sendiri oleh anak tersebut.

Menanam Ari-ari
Jumat pagi ini, papa akhirnya melaksanakan prosesi upacara menanam ari-ari. Rencananya ari2 Chelsea akan ditanam di rumah eyang buyut di Cipete. Soalnya kan papa mama masih jadi kontraktor, alias kontrak rumah. hihihihi...
Dan sesuai tradisi maka yang boleh menanam cuma papa. Mama sih masih di Rumah Sakit.



Papa menggendong kendil berisi Ari2 Chelsea.


Papa dipayungi selama membawa kendil Chelsea.

Papa meletakkan kendil ke lubang yang
udah disiapin sebelumnya.


Lubang ditutup kembali dengan tanah.


Terakhir, lubang ditutup dengan pelindung,
biar ga diganggu hewan liar.

Akhirnya, prosesi penanaman ari2 Chelsea selesai juga dilakukan papa. Walopun ga lengkap, tapi lumayanlah, papa udah ngikutin tradisi.

0 komentar: